Bagaimana cara kita memastikan bahwa riset yang kita lakukan menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya? Jawabannya adalah melalui validitas. Validitas dalam riset membantu kita memastikan bahwa kita benar-benar mengukur apa yang kita coba ukur.
Apa Itu Validitas dalam Riset?
Dalam konteks penelitian, validitas merujuk pada sejauh mana sebuah studi mengukur apa yang seharusnya diukur. Bayangkan kita bermain darts. Keabsahan seperti berapa banyak anak panah kita yang tepat mengenai sasaran.
Validitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana sebuah konsep, kesimpulan, atau pengukuran berdasar dan sejalan dengan dunia nyata. Kata “valid” berasal dari kata Latin “validus,” yang berarti kuat. Secara umum, keabsahan merujuk pada sejauh mana sebuah alat, seperti tes dalam pendidikan, mengukur apa yang seharusnya diukurnya.
Validitas didasarkan pada kekuatan dari berbagai jenis bukti, seperti keabsahan konten, keabsahan konstruksi, keabsahan kriteria, dan keabsahan wajah. keabsahan konten merujuk pada apakah tes sepenuhnya mewakili apa yang dituju untuk diukur, sedangkan keabsahan konstruksi merujuk pada apakah tes mengukur konsep yang seharusnya diukurnya.
keabsahan kriteria mengevaluasi sejauh mana tes mengukur hasil yang dirancang untuk diukurnya. keabsahan wajah adalah ukuran keabsahan yang paling sederhana dan hanya merujuk pada apakah tes tampak mengukur apa yang diklaimnya.
Ada beberapa jenis validitas yang perlu kita pahami:
Validitas permukaan (face validity)
Validitas ini merujuk pada sejauh mana alat ukur kita tampaknya mengukur apa yang seharusnya. Misalnya, jika kita ingin mengukur tingkat kebahagiaan seseorang dan kita bertanya, “Apakah Anda suka makan donat?” Ini mungkin tampak kurang valid, karena pertanyaan tersebut tampaknya tidak berhubungan langsung dengan kebahagiaan.
Validitas konten
Ini adalah sejauh mana tes kita mencakup apa yang seharusnya diukur. Misalnya, jika kita ingin mengukur keterampilan matematika seseorang, tes kita harus mencakup berbagai aspek matematika, seperti aljabar, geometri, statistik, dan sebagainya.
Validitas konstruksi
Validitas ini merujuk pada apakah tes kita benar-benar mengukur konsep yang dimaksud. Misalnya, jika kita ingin mengukur kecerdasan, kita harus memastikan bahwa tes kita mengukur kecerdasan, bukan faktor lain seperti pengetahuan atau kecepatan membaca.
Validitas Kriteria
Ini merujuk pada sejauh mana hasil tes kita mengukur tujuan akhir yang direncanakan. Misalnya, jika tes kita bertujuan untuk memprediksi kesuksesan mahasiswa di universitas, maka keabsahan kriteria akan dilihat dari sejauh mana skor tes tersebut sesuai dengan prestasi akademik mahasiswa tersebut di universitas.
Keabsahan berbeda dari reliabilitas, yang merujuk pada seberapa konsisten suatu ukuran. Sedangkan keabsahan berkaitan dengan akurasi, reliabilitas berkaitan dengan konsistensi.
Validitas, Sebuah Kunci untuk Riset Berkualitas
Validitas adalah fondasi yang menopang kualitas dan kredibilitas riset kita. Jika data dan metode kita tidak valid, maka kesimpulan yang ditarik dari penelitian bisa saja salah atau menyesatkan.
Misalnya, jika kita mengukur kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan alat ukur yang tidak valid, kita mungkin akan mendapatkan gambaran yang salah tentang kepuasan kerja di perusahaan kita, yang bisa berakibat pada keputusan yang buruk.
Kita bisa meningkatkan keabsahan penelitian kita dengan menggunakan berbagai sumber dan metode pengumpulan dan analisis data. Bayangkan ini seperti memeriksa pekerjaan rumah matematika kita dari berbagai sudut untuk memastikan jawabannya benar.
Validitas Internal dan Validitas Eksternal
Validitas internal dan keabsahan eksternal adalah dua konsep yang membantu kita menentukan seberapa dapat dipercaya dan berarti hasil penelitian kita.
Validitas Internal: Menjaga Keakuratan
Validitas internal adalah sejauh mana hasil penelitian kita mencerminkan hubungan sebab akibat yang sebenarnya dalam studi. Misalnya, jika kita melakukan penelitian tentang efek latihan fisik terhadap kesehatan jantung, keabsahan internal akan berkaitan dengan sejauh mana kita bisa yakin bahwa peningkatan kesehatan jantung adalah hasil dari latihan fisik, dan bukan faktor lain seperti diet atau genetik.
Validitas Eksternal: Membuat Generalisasi yang Tepat
Sementara itu, keabsahan eksternal berkaitan dengan sejauh mana hasil penelitian kita bisa digeneralisasi ke situasi atau populasi lain. Misalnya, jika kita melakukan penelitian tentang efek meditasi terhadap stres pada mahasiswa, keabsahan eksternal akan berkaitan dengan apakah hasil yang sama akan ditemukan jika penelitian tersebut dilakukan pada kelompok orang lain, seperti karyawan kantoran atau pensiunan.
Cara Meningkatkan Validitas Internal
Berikut beberapa strategi yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan keabsahan internal dalam penelitian kita:
Mengendalikan Variabel Ekstraneous
Variabel ekstraneous adalah variabel yang bisa mempengaruhi hasil penelitian kita. Misalnya, dalam penelitian tentang efek latihan fisik terhadap kesehatan jantung, variabel ekstraneous bisa termasuk diet, usia, atau genetik.
Menggunakan Desain Penelitian yang Tepat
Desain penelitian yang baik bisa meningkatkan keabsahan internal. Misalnya, percobaan kontrol acak adalah salah satu desain yang paling kuat untuk menentukan hubungan sebab akibat.
Mengatasi Ancaman terhadap Validitas Internal
Ancaman terhadap keabsahan internal bisa termasuk hal-hal seperti efek sejarah (peristiwa lain yang terjadi selama penelitian yang bisa mempengaruhi hasil), maturation (perubahan dalam subjek selama waktu penelitian), dan bias seleksi (ketika subjek dalam penelitian tidak dipilih secara acak).
Menggunakan Beberapa Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Seperti yang telah disebutkan, ini seperti memeriksa pekerjaan rumah kita dari berbagai sudut.
Menggunakan Teknik Blinding
Blinding adalah teknik di mana subjek dan/atau peneliti tidak tahu siapa yang menerima perlakuan dan siapa yang tidak. Ini membantu mencegah bias.
18 Teknik Validasi Data untuk Survei Online
Ingat, meski strategi ini dapat meningkatkan keabsahan internal, mereka tidak menjamin hal itu. Kita juga harus mempertimbangkan keabsahan eksternal, yang merujuk pada sejauh mana hasil penelitian kita dapat digeneralisasi.