Artikel kali ini akan membahas lebih konkrit dan detail mengenai cara membuat rumusan masalah, termasuk contohnya. Namun sebelum itu, marilah kita lihat apa itu rumusan masalah penelitian dan bagaimana menentukannya.
Rumusan masalah penelitian adalah permasalahan, kontradiksi, atau kekurangan dalam pengetahuan yang ingin dicari solusinya melalui penelitian. Oleh karena itu, masalah penelitian bisa berupa permasalahan praktis untuk memperbaiki suatu hal, atau permasalahan teoretis untuk memperluas pengetahuan.
Terkait pembahasan mendalam mengenai rumusan masalah lihat Menulis Rumusan Masalah Makalah dan Penelitian
6 Langkah Membuat Rumusan Masalah
Selanjutnya, mari kita ulas 6 cara membuat rumusan masalah secara lebih dalam dan berikut ulasan dari setiap contohnya, sehingga Anda dapat memahimnya dengan mudah.
Agar lebih paham secara mendalam terkait hal ini simak Rumusan Masalah Karya Ilmiah, Bagaimana Formulanya?
1. Identifikasi Area Subjek Penelitian yang Luas
Cara pertama dalam membuat rumusan masalah adalah dengan mengidentifikasi area subyek yang luas. Pertama, Anda harus memikirkan area subyek yang menarik bagi Anda dan setelah berpikir dengan seksama, Anda harus mengidentifikasi bidang di mana Anda ingin bekerja dan spektrum luas akan membantu Anda menemukan topik penelitian yang menarik.
Contohnya, jika seseorang tertarik pada bidang kesehatan, area subyek yang luas dapat berupa kesehatan masyarakat, epidemiologi, atau gizi.ย
Setelah mengidentifikasi bidang yang luas, mereka dapat memilih topik penelitian yang lebih spesifik, seperti hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung, atau analisis tren epidemi HIV di kalangan remaja.
Dengan demikian, identifikasi area subyek yang luas membantu dalam membatasi spektrum penelitian dan memfokuskan pada topik yang benar-benar menarik bagi peneliti. Ini juga membantu dalam memastikan bahwa topik penelitian memiliki informasi dan sumber daya yang tersedia untuk membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian.
2. Bagi Area Penelitian ke Area Sub yang Lebih Kecil
Setelah mengidentifikasi area penelitian spektrum luas, Anda harus bergerak ke langkah kedua, yaitu disseksi area subyek spektrum luas. Anda harus memotong dan membagi area penelitian spektrum luas menjadi area sub yang kecil dan setelah itu Anda harus menulis daftar area sub untuk kategorisasi dan daftar. Kemudian, Anda harus membahas area sub ini dengan pembimbing Anda untuk menentukan area sub yang menarik bagi Anda.
Contohnya, jika seorang peneliti mengidentifikasi bidang kesehatan sebagai area subyek spektrum luas, mereka mungkin memotong dan membagi area tersebut menjadi beberapa area sub seperti: gizi, epidemiologi, dan kesehatan masyarakat. Setelah itu, peneliti dapat membuat daftar area sub dan mengkategorisasikan mereka sesuai dengan minat dan latar belakang mereka. Misalnya, peneliti mungkin lebih tertarik pada bidang gizi dan epidemiologi.
Langkah selanjutnya adalah diskusi dengan pembimbing untuk menentukan area sub yang paling menarik bagi peneliti. Pembimbing dapat membantu peneliti mempertimbangkan faktor seperti kemampuan dan sumber daya yang tersedia, serta membantu dalam menentukan area sub yang sesuai untuk dilakukan penelitian.
Dengan demikian, tahap ini membantu peneliti untuk membatasi spektrum penelitian dan memfokuskan pada topik yang benar-benar menarik dan sesuai dengan latar belakang dan minat mereka. Ini juga memastikan bahwa topik penelitian memiliki informasi dan sumber daya yang tersedia untuk membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian.
3. Spesifikan Topik Riset
Langkah pertama adalah identifikasi dan langkah kedua dalam cara membuat rumusan masalah ini adalah disseksi area subyek spektrum luas. Selanjutnya, langkah ketiga adalah menyempitkan area subyek atau topik spesifik.
Dari area sub yang Anda identifikasi dari langkah pertama dan kedua, Anda harus menyempitkan ke area atau topik spesifik tergantung pada keahlian Anda, sumber daya yang tersedia, peralatan yang tersedia di laboratorium atau studi lapangan untuk penelitian, dan jangka waktu penelitian
Contohnya, jika seorang peneliti tertarik pada bidang kesehatan dan memiliki area subyek yang luas seperti “kesehatan masyarakat“, mereka harus menyempitkan topik untuk menjadi lebih spesifik. Misalnya, mereka dapat memilih untuk mengkaji hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung.
Untuk menyempitkan topik tersebut, peneliti harus mempertimbangkan keahlian mereka, sumber daya yang tersedia, peralatan yang tersedia di laboratorium atau studi lapangan, dan jangka waktu penelitian.
Misalnya, jika peneliti memiliki latar belakang dalam epidemiologi dan memiliki akses ke data kesehatan populasi, mereka mungkin memilih untuk mengkaji hubungan tersebut pada skala populasi dan melakukan analisis statistik.ย
Jika mereka memiliki latar belakang dalam gizi dan memiliki akses ke peralatan untuk mengukur tingkat kolesterol dalam darah, mereka mungkin memilih untuk mengkaji hubungan tersebut melalui studi interventional pada individu.
Dengan demikian, tahap ini membantu peneliti dalam memastikan bahwa topik penelitian mereka dapat dijawab dengan sumber daya yang tersedia dan memastikan bahwa penelitian dapat dilakukan dalam jangka waktu yang wajar.
4. Mulai Rumuskan Berbagai Pertanyaan Penelitian dan Lakukan Seleksi
Setelah Anda berhasil menyempitkan ke topik penelitian spesifik, sekarang Anda harus mengajukan jumlah maksimum pertanyaan penelitian seputar topik atau area penelitian tersebut.
Kemudian, Anda harus menuliskan semua pertanyaan penelitian yang mungkin dan melakukan proses eliminasi untuk menentukan pertanyaan penelitian spesifik yang akan membantu Anda dalam menentukan fokus studi dan fokus pertanyaan penelitian Anda.
Melalui proses eliminasi ini, Anda akan dapat menentukan masalah penelitian spesifik dan pertanyaan penelitian spesifik.
Contohnya, jika seorang peneliti tertarik pada topik hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung, pertanyaan penelitian mungkin meliputi:
- Apakah ada hubungan antara konsumsi lemak dan risiko penyakit jantung?
- Bagaimana konsumsi buah dan sayuran mempengaruhi risiko penyakit jantung?
- Apakah ada perbedaan risiko penyakit jantung antara mereka yang makan makanan berlemak dan mereka yang tidak?
- Apakah pola makan yang seimbang memiliki pengaruh yang lebih rendah terhadap risiko penyakit jantung dibandingkan dengan pola makan tinggi lemak?
Melalui proses eliminasi, peneliti dapat menentukan pertanyaan penelitian spesifik, seperti “Apakah ada hubungan antara konsumsi lemak dan risiko penyakit jantung?” atau “Bagaimana konsumsi buah dan sayuran mempengaruhi risiko penyakit jantung?” Ini membantu peneliti memfokuskan fokus penelitian dan memastikan bahwa hasil penelitian akan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik.
5. Evaluasi Terhadap Tujuan Penelitian, Apakah Relevan?
Setelah Anda berhasil menentukan masalah penelitian spesifik, cara membuat rumusan masalah berikutnya adalah dengan mengevaluasi tujuan yang relevan dengan masalah penelitian tersebut dan memeriksa apakah tujuan tersebut relevan dengan masalah penelitian dalam hal waktu, anggaran, sumber daya, dan keahlian teknis.
Contohnya, jika peneliti memiliki masalah penelitian yang spesifik, yaitu “Hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung,” maka tujuan yang relevan dapat berupa “Untuk menganalisis hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung pada populasi tertentu.”
Dalam melakukan tahap ini, peneliti harus mengevaluasi apakah tujuan tersebut relevan dengan masalah penelitian. Misalnya, apakah waktu dan anggaran yang tersedia cukup untuk menjalankan penelitian dan apakah sumber daya dan keahlian teknis yang tersedia memadai untuk mencapai tujuan penelitian.
Jika tujuan tersebut tidak relevan dengan masalah penelitian, maka peneliti harus meninjau dan menyesuaikan tujuannya agar sesuai dengan masalah penelitian dan sumber daya yang tersedia.
Dengan demikian, evaluasi terhadap tujuan yang relevan dan memeriksa relevansinya dengan masalah penelitian sangat penting untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan secara efektif dan efisien serta memiliki hasil yang valid dan dapat diandalkan.
6. Lakukan Validasi Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian dan Tujuan
Kemudian, Anda harus mengevaluasi validitas masalah penelitian Anda dalam perspektif kenyataan dan meninjau semua langkah yang sudah dilakukan sampai saat ini. Akhirnya, Anda harus memformulasikan masalah penelitian sesuai dengan tujuan dan objektif penelitian Anda. Dengan cara ini, dengan mengikuti enam langkah sederhana ini, Anda dapat memformulasikan masalah penelitian Anda.
Contohnya, seorang peneliti tertarik pada hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung. Setelah mengidentifikasi area subyek yang luas dan memilih topik penelitian, mereka akan melakukan evaluasi validitas masalah. Ini termasuk meninjau literatur yang ada untuk memastikan bahwa masalah memiliki dasar yang kuat dalam kenyataan dan bahwa ada bukti yang menunjukkan hubungan antara pola makan dan risiko penyakit jantung.
Setelah melakukan evaluasi, peneliti akan memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan spesifik. Misalnya, masalah penelitiannya dapat diformulasikan sebagai: “Bagaimana konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat berhubungan dengan risiko penyakit jantung pada populasi dewasa usia 40-60 tahun?”
Sebagai tambahan cek Contoh Rumusan Masalah Karya Ilmiah yang Baik dan Benar atau lihat 100+ Contoh Rumusan Masalah | Jenis dan Cara Menyusunnya
Dengan mengetahui cara membuat rumusan masalah penelitian dengan jelas, peneliti dapat memastikan bahwa tujuan dan objektif penelitian tercapai dan memfokuskan usaha mereka pada jawaban yang benar-benar relevan untuk masalah yang sedang diteliti.